Minggu, 16 Februari 2014

BENTUK BATUAN BEKU, BATUAN ENDAPAN DAN BATUAN MALIHAN


A.      Batuan Beku
1.       Batuan Beku Dalam (Intrusif)

 


(Batu granit)

Batuan Beku Dalam (intrusif atau batuan beku plutonik) merupakan batuan beku yang terbentuk akibat proses pembekuan magma yang tidak berhasil ke luar menuju permukaan bumi dan yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama.
2.      



Batuan Gang (hypo abisis)



 (porffiri granit)                                                                    
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar.

3.       Batuan Beku Luar (Efusif)

(Batu Apung)
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi).

B.      Batuan Endapan

 
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen.

C.      Batuan Malihan
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya.

1.       Batuan Malihan Thermal

 
(Marmer)
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Adanya suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan.

2.      
Batuan Malihan,



(Batu Bara)

Batuan yang terbentuk akibat tekanan yang intensif dan terlokalisasi sehingga mengakibatkan penghancuran batuan.

3.      
Malihan Regional

 
(Batu Permata)   

Batuan yang terbentuk karena panas dan tekanan yang tinggi sehingga menghasilkan mineral baru dengan sebaran yang sangat luas.

4.       Malihan Surut (diaftoresis)
Proses perubahan malihan yang menghasilkan batuan malihan yang lebih rendah.

5.       Malihan Pendinginan (autometamorfisme)
Perubahan bahan malihan yang terjadi selama pendinginan pada sisa cairan magma.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar